Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the Word” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang menduduki Peringkat Ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sangat miris rasanya mendengar hal tersebut di tengah pertumbuhan tekhnologi yang sangat pesat. Sayangnya, orang-orang zaman sekarang lebih nyaman menggunakan tekhnologi sebagai tempat mendulang popularitas. Padahal jika dimanfaatkan dengan baik, tekhnologi sangat mampu dijadikan sarana untuk memperoleh informasi melalui buku-buku maupun jurnal online yang kini banyak tersebar.
Melihat hal tersebut, mahasiswa jurusan tekhnik sipil Universitas Hasanuddin kembali mengadakan Civil Book Fair yang keenam dengan tema yang sangat menarik yaitu “Menyulut Semangat Baca Generasi Milenial Di Era Digital.” Puncak dari kegiatan tersebut adalah bedah buku “Pejalan Anarki” yang diadakan pada tanggal 23 November 2017 bertempat di Auditorium Prof. Amiruddin Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin degan peserta sekitar 200 orang.

Pada kegiatan bedah buku tersebut, mahasiswa tekhnik sipil mendatangkan penulis buku “pejelan anarki” dari Jogjakarta, Jazuli Iman, dan Febianto yang berperan sebagai pembedah buku. Buku Pejalan Anarki menceritakan seorang mahasiswa di salah satu kampus ekonomi swasta terbaik se- Jogjakarta bernama El dan Sekar, yang melawan terhadap kebijakan-kebijakan kampus. Dalam buku ini El diceritakan sebagai sosok yang berantakan, susah diatur dan pembangkang, namun di balik itu semua terdapat jiwa yang idealis dan kritis. Sedangkan Sekar digambarkan sebagai perempuan cerdas, cantik dan merupakan ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

Cerita ini diawali dari keterlambatan El memasuki kelas pelajaran ekonomi, yang akhirnya membuat geram dosen yang mengajar yaitu Bu Ani. Bukannya diizinkan masuk, Bu Ani malah mencemooh El dengan mengomentari gaya berpakaian dan rambut El yang urak-urakan. Sejak saat itulah El mulai melawan tehadap kebijakan- kebijakan yang tidak sesuai dengan ideologinya, termasuk kebijakan terhadap gaya berpakaian. Dalam buku ini juga terdapat kisah cinta antara El dan Sekar. Menurut penuturan Jazuli iman, ia sengaja menambahkan kisah percintaan sebagai bumbu-bumbu dalam bukunya, agar tidak terlalu membosankan dan berat.

“Kami memutuskan untuk membedah buku “Pejalan Anarki” sebab banyak mahasiswa yang suka. Dan banyak dari teman- teman mahasiswa yang tebangun minat bacanya karena buku ini.” Ujar Abhul Khair selaku ketua panitia pelaksana Civil Book Fair.

Kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa secara umum terkhusus seluruh mahasiswa tekhnik sipil Universitas hasanuddin. Selain untuk mengajak orang untuk membaca, kegiatan civil book fair ini juga diharapkan dapat menjadi ajang untuk membangun persatuan antar anggota himpunan mahasiswa tekhnik sipil itu sendiri.
Adapun rangkaian acara Civil Book Fair yaitu Bazar buku dengan bekerjasama dengan 10 penerbit, diskusi teras, kelas jurnalistik dan bincang literasi bertempat di Fakultas Tekhnik Universitas Hasanudddin di Gowa.

Teks dan Foto Oleh Nurul Hidayah